Pengalaman Bergabung & Menulis di IDN Times sebagai Community Writer - YUDA MUKTI BLOG
News Update
Loading...

Friday, September 24, 2021

Pengalaman Bergabung & Menulis di IDN Times sebagai Community Writer

Menjadi orang yang hobi membaca dan menulis sangatlah menyenangkan dan juga menguntungkan. In my point of view, kita bisa mendapat pengetahuan baru dari membaca, sedangkan menulis bisa membantu kita untuk melatih seni dalam berpikir dan juga membantu kita untuk memunculkan ide-ide yang out of the box. Dua hobi berfaedah inilah yang mempelopori saya untuk membuat blog sederhana ini dan mengelolanya sebaik mungkin dengan konsisten mengisinya dengan tulisan-tulisan saya yang random, lol. Alhasil, blog ini di approve oleh Google Adsense beberapa bulan lalu. 

Selain menulis di blog, saya berpikir untuk mencoba menyalurkan hobi menulis saya ke media online. Setelah menyelusuri, banyak sekali platform di internet yang menyediakan tempat untuk orang yang memiliki ketertarikan dalam menulis untuk menyalurkan hobi mereka. 

Dari sekian banyak media seperti Hipwee, Babe, dan Vebma, pilihan saya jatuh pada IDN Times. Kenapa gitu? Alasannya sederhana kok, menurut saya IDN Times adalah media yang cukup populer dan cukup sering nongkrong di halaman pertama google. So, kemungkinan tulisan kamu dibaca banyak orang kebuka lebar. Sejak februari 2017, IDN Times sudah merilis kanal tersendiri untuk para freelancer yang telah tergabung sebagai community writer di IDN Times Community. 


Just in case you don't know, untuk bisa bergabung menjadi community writer di IDN Times Commuinity ini cukup gampang. Kamu bisa daftar hanya dengan menggunakan alamat email saja. Dan yang bikin wow adalah ternyata honor yang bisa didapat juga besar, lho. Kita bisa mendapatkan Rp 50.000,00 dengan menukarkan 500 poin untuk di reedem. 1 poin diperoleh dari 100 views yang kita dapatkan dari artikel yang kita terbitkan.

IDN Times Community menyediakan dua tipe artikel yang bisa ditulis oleh community writer yang telah bergabung didalamnya, yaitu narasi dan listicle. Saya sendiri lebih tertarik menulis listicle ketimbang artikel narasi karena lebih fleksibel dan yang pasti keunggulan listcle yaitu banyak topik yang bisa dibahas. 

Pada awalnya, saya sempat dibuat frustasi oleh tim editor dari IDN Times. "Gimana gak frustasi coba, banyak artikel yang sudah saya publish  tapi gak pernah dapet jawaban dari tim editor selama berbulan-bulan". Saya heran kenapa bisa begitu, padahal saya sudah menulis sesuai dengan ketentuan IDN Times Community. Akhirnya saya berhenti sejenak menyetorkan tulisan saya ke IDN Times dan mencoba fokus menulis di blog saya selama hampir tiga bulan. 

Setelah tiga bulan vakum, saya coba kembali menyetorkan kembali tulisan saya di IDN Times. Berharap tulisan saya bisa diterbitkan, saya akhirnya meminta admin untuk segera mengoreksi tulisan saya agar bisa diterbitkan. Admin meminta saya untuk merevisi tulisan saya dengan harus memberikan minimal 5 subjudul dan paragraf kesimpulan diakhir artikel. 

Setelah merevisi dan submit ulang artikel, Binggoo.... Akhirnya tulisan pertama saya yang berjudul "5 Tips Sederhana untuk Menemukan Teman Baru ketika Dewasa" bisa terbit juga. Thank you, Tim Editor. Cek profil pribadi saya di Yuda Pratama Mukti. 

Buat kamu yang masih berusaha menerbitkan artikel, jangan mudah menyerah ya, tetap terus konsisten menulis sesuai dengan ketentuan dari IDN Times.
"Keep going. One day, it will be worth it."
 

Share with your friends

Add your opinion
Disqus comments
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done